Ronal Surapradja menunjukkan jam tangan pintarnya. Layar pada gawai bikinan TAG Heuer itu menampilkan logo tanda tambah dan silang.
Belum sempat dijawab, penyiar radio yang juga pembawa acara dan aktor itu langsung menjawab pertanyaannya sendiri. "Ini lambangnya Martin Garrix."
Ronal Surapradja menunjukkan jam tangan pintarnya. Layar
pada gawai bikinan TAG Heuer itu menampilkan logo tanda tambah dan silang.
Belum sempat dijawab, penyiar radio yang juga pembawa acara
dan aktor itu langsung menjawab pertanyaannya sendiri. "Ini lambangnya
Martin Garrix."
Ketika ditemui di kantor Radio JakFM, Jakarta, pada Selasa
(31/1/2017), Ronal mengungkap keinginannya merilis karya musik baru dalam genre
yang sama dengan Garrix yakni EDM (Electronic Dance Music).
Dengan kata lain, Ronal ingin menghidupkan lagi Ronaldisko
--alter ego yang dijalani pada 2008 ketika merilis album Ronaldisko. Namun,
Ronal tak berharap bikin album baru, melainkan hanya beberapa lagu tunggal yang
mungkin masuk ke dalam format album mini (EP).
"Terlalu mahal euy bikin album, berat dan capek
banget," jelas Ronal yang rutin siaran pagi dalam acara Sarapan Seru di
JakFM.
Untuk memancing respon publik, album lama Ronaldisko
di-remaster dan sudah tersedia di layanan toko musik daring iTunes. "Buat
pemanasan," sambungnya.
Namun, pria berusia 39 ini merasa sudah tua dan terlalu
idealis sebagai Ronaldisko. "Dulu (Ronaldisko) itu vintage, rasa, lirik,
dan sound-nya orang tua banget"
"Sekarang kalau gue menulis lagu sendiri, jadinya tua.
Sound-nya tua, nadanya tua. Pengen lagunya kayak David Guetta, jadinya malah
New Order lagi," keluh Ronal dengan logat khas Sunda yang kental.
Oleh karena itu, Ronal ingin mencari rekan untuk diajak
kerja sama dengan Ronaldisko. "Gue mau mengkompromikan idealisme gue yang
vintage dengan sound yang modern."
Ronal sempat mengincar temannya, Winky Wiryawan, DJ berusia
43. "Namun gue sama dia selevel usia, jadi pasti jadinya tua-tua
juga," Ronal beralasan.